" Hari ini mungkin aku terlihat seperti tak bersahabat dengan waktu, aku sepereti cemburu padanya yang selalu mampu membuat seseorang menjadi terburu-buru atau bahkan rela membuang-buang waktinya untuk hal yang tak jelas bahkan sia-sia.
Lonceng-lonceng di sisi jalan besar, lampu-lampu terang di gelapnya kota seakan menafsirkan bahwa aku memang harus ikut dengan drama sang waktu tersebut, namun aku tak pernah mau menjasi seperti pohon bambu yang hanya bisa mengikuti arah angin dan tunduk ketika berat menopang rintik hujan ditiap dedaunanya.
Aku ingin seperti embun saja, yang walau tak berjodoh dengan dingin, yang tak berjodoh dengan rerumputan, yang tak berjodoh dengan pagi, yang tak jodoh dengan matahari, namun tetap bisa berguna untuk mereka disana.. mereka yang sebenarnya tak begitu peduli padaku.
Dan memang layang-layang yang terbang pun seperti selalu enggan berdiam diri terpaku bila angin dari dawai-dawai langit surga telah menggodanya untuk bergerak berirama dengan pautan semilirnya, aku tau waktu memang selalu membatasiku untuk setiap hal yang ku lakukan, dimana aku tak lagi bisa menarik dihadapan orang yang aku sayangi, dimana aku bisa mulai mengeriput, diamana rambut-rambutku mulai berubah putih, dimana aku tak mampu lagi berlari bahkan menyeimbangkan langkah kakiku untuk seirama dengan tiap tapak kaki orang yang ku sayang.
Aku memang bukan seorang penerjemah yang baik untuk dunia, bukan penyair dengan irama yang mengalun-alun, bukan gitar yang akan indah ketika ada dalam romansa klasik di pinggir-pinggir jalan kota, aku hanya selembar kertas putih dimana akan terisi sejak awal proposal hidup ini mulai ku tanda tangani sampai kuserahkan pada Tuhan "
tertanda @emylham